Penggemarku

Rabu, 25 Oktober 2017


BAB II

MEMPERTAHANKAN KEJUJURAN SEBAGAI CERMIN KEPRIBADIAN



     1.     Pengertian Jujur

       Dalam bahasa arab, kata jujur semakna dengan “as-sidqu”atau “siddiq” yang berarti benar atau berkata benar. Lawan katanya adalah dusta, atau dalam bahasa arab “al-kazibu”.

Secara istilah, jujur atau as-sidqu bermakna :

  1.     Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan

  2.    Kesesuaian antara informasi dan kenyataan

  3.    Ketegasan dan kemantapan hati

  4.    Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan



2.    Pembagian Sifat Jujur

Imam al-Ghazali membagi sifat jujur sebagi berikut :

a.    Jujur dalam niat atau berkehendak

b.    Jujur dalam Perkataan (lisan)

c.    Jujur dalam perbuatan (amal)

Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran karena jujur identik dengan kebenaran. Allah SWT berfirman : (qs. Al-azhab/33:70)

Allah SWT juga berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah di benci disisi Allah SWT jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”

Perilaku jujur dapat mengantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan akhirat.Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik berupa harta maupun tanggung jawab.Orang yang melaksanakan amanat disebut al-Amin, yakni orang yang terpercya, jujur dan setia.

Diantara factor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW berhasil dalam membangun masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat terpuji.Salah satu sifatnya yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayat.

Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih dan keridhaan Allah SWT. Sedangkan kebohongan adalah kejahatan tiada tara, yang merupakan factor terkuat yang mendorong seseorang untuk berbuat kemunkaran dan menjerumuskannya ke jurang neraka.

Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagiaan, serta ketentraman, harus dimiliki oleh setiap muslim. Sedangkan kebohongan adalah muara dari segala keburukan dan sumber dari segala kecaman karena akibat yang ditimbulkannya a.dalah kejelekan, dan hasil akhirnya adalah kekejian.Akibat yang ditimbulkan oleh kebohongan adalah Namimah (mengadu domba), sedangkan namimah dapat melahirkan kebencian.



4.        Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist tentang Perintah Berlaku jujur

a.    Q.S al-maidah/5:8



















Artinya:

hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada allah, sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS: al-maidahayat:



2.  Q.S At-Taubah/9:119











“Wahai orang-orang yang beriman!Bertaqwalah kepada Allah SWT., dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”

Kandungan yang terdapat pada ayat tersebut :

Dalam ayat ini Allah SWT menunjukkan seruan-Nya dan memberikan bimbingan pada orang-orang yang beriman pada-Nyadan Rosul-Nya, agar mereka tetap dalam ketaqwaan dan mengharapkan ridho-Nya, dengan cara menunaikan segala kewajiban yang telah ditetapkan-Nya, dan menjauhi segala larangan yang tela ditentukan-Nya dan hendaklah senantiasa bersama orang-orang yang  benar dan jujur, mengikuti ketaqwaan, kebenaran dankejjuran mereka. Dan jangan bergabung kepada kaum munafiq yang selalu menutupi kemunafiqkan mereka dengan kata-kata dan perbuatanbohong serta ditambah pula dngan sumpah palsu dan alasan-alasan yang tidak benar.





2.    Hadist dari Abdullah bin Ma’ud ra.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Ma’ud ra., Rasulullah saw. Bersabda :

“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surge.Dan senantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT.Sebagai orang yang jujur.Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan mununtumu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dn seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT sebagai Pedusta..” (H.R. Muslim)

Kandungan Hxadist :

Kandungan hadist di atas Menceritakan tentang rasulullah saw. Akan melakuka gazwah (penyerangan) ke Tbuk untuk menyerang tentara Romawi dan orang-orang Kristen di Syam.





Manfaat jujur dalam kehidupan sehari-hari :

a.    HidupTenang jikalau kita sering jujur, maka tidak akan ada rasa khawatir / merasa bersalah atas sikap yang kita lakukan. Selain itu, kita juga bisa menabung untuk masuk surga.

b.    Mendapat Pekerjaan jika kita menjadi orang yang jujur, maka kita dapat dipercaya orang lain dalam melakukan suatu hal. Selain itu, aura yang keluar juga akan terlihat positif.

c.    Banyak Teman kejujuran membuat orang-orang disekitar kita akan senang dengan kita. Mereka menganggap kalau kita adalah orang yang dapat dipercaya.

d.    Memperoleh kesuksesan Dengan memiliki sifat jujur orang akan memperoleh kesuksesan. Contoh : ada seorang pengusaha yang sukses. Ia bisa sukses karena Ia bisa dipercaya oleh banyak orang. Para klien pun akan berdatangan dan merasa senang karena proyeknya ditangani oleh orang yang jujur.

e.    Memiliki nama baik Jikalau kita sering berbuat jujur, maka akan banyak orang yang mengetahui hal tersebut. Jika banyak orang yang mengetahui hal tersebut mungkin diluar-an mereka akan membicarakan tentang kejujuran mu.

f.     PedomanJikakitaseringjujur, makakitaakanmenjadipedomanbagibanyak orang.



عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كذاباً  رواه مسلم .



Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur karena sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta” (HR Muslim) Shohih Muslim hadits no : 6586

Faedah Yang Bisa Diambil dari Hadits:

1.    Kejujuran termasuk akhlak terpuji yang dianjurkan oleh Islam.

2.    Diantara petunjuk Islam hendaknya perkataan orang sesuai dengan isi hatinya.

3.    Jujur merupakan sebaik-baik sarana keselamatan di dunia dan akhirat.

4.    Seorang mukmin yang bersifat jujur dicintai di sisi Allah Ta’ala dan di sisi manusia.

5.    Membimbing rekan lain bahwa jujur itu jalan keselamatan di dunia dan akhirat.

6.    Menjawab secara jujur ketika ditanya pengajar tentang penyebab kurangnya melaksanakan kewajiban.

7.    Dusta merupakan sifat buruk yang dilarang Islam.

8.    Wajib menasihati orang yang mempunyai sifat dusta.

9.    Dusta merupakan jalan yang menyampaikan ke neraka.[1]



Menerapkan Perilaku Mulia

Jujur adalah perilaku yang sangat mulia. Ia adalah sifat yang wajib dimiliki oleh para nabi dan rasul Allah swt. sehingga separuh gelar kenabian akan disandangkan kepada orang-orang yang senantiasa menerapkan perilaku jujur.

Penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat misalnya seperti berikut.

1.      Meminta izin atau berpamitan kepada orang ketika akan pergi ke mana pun.

2.      Tidak meminta sesuatu di luar kemampuan kedua orang tua.

3.      Mengembalikan uang sisa belanja meskipun kedua orang tua tidak mengetahuinya.

4.      Melaporkan prestasi hasil belajar meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan.

5.      Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang ulangan atau ujian sekolah.

6.      Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau ketidakhadiran ke sekolah.

7.      Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari teman atau orang lain meskipun barang tersebut tampak tidak begitu berharga.

8.      Memenuhi undangan orang lain ketika tidak ada hal yang dapat menghalanginya.

9.      Tidak menjanjikan sesuatu yang kita tidak dapat memenuhi janji tersebut.

10.  Mengembalikan barang yang ditemukan kepada pemiliknya atau melalui pihak yang bertanggung jawab.

11.  Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati.


Beriman kepada Rasul-rasul Allah


Mapel              : Pendidikan Agama Islam

Materi               :Beriman kepada Rasul-rasul Allah

Kelas                : XI

Guru                 : Yusnelly M. S.Ag

  Muhammad Zaky

A.Pengertian Iman kepada Rasul Allah SWT

Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu benar benar utusan Allah SWT yang di tugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat.

Pengertian rasul dan nabi berbeda. Rasul adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri dan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan kepada umatnya. Nabi adalah manusia pilihan yang di beri wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri tetapi tidak wajib menyampaikan pada umatnya. Dengan demikian seorang rasul pasti nabi tetapi nabi belum tentu rasul. Meskipun demikian kita wajib meyakini keduanya.

Firman Allah SWT :

“Dan kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan.Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada kekawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al An’am 6 : 48)

B. Nama Nama Rasul Allah Dan Sifat Sifatnya

Rasul rasul yang wajib diimani berjumlah 25 orang:

1. Adam As    6. Ibrahim As  11. Yusuf As  16. ZulkiFli As  21. Yunus As

2. Idris As     7. Luth As     12. Ayub As   17. Daud As    22. Zakaria As

3. Nuh As      8. Ismail As   13. Syu’aib As 18. Sulaiman As 23. Yahya As

4. Hud As      9. Ishaq As    14. Musa As  19. Ilyas As     24. Isa As

5. Sholeh As   10. Yaqub As  15. Harun As  20. Ilyasa As    25. Muhammad Saw

Seluruh rasul mempunyai sifat yang sangat terpuji dan terhindar dari sifat-sifat tercela. Sifat-sifat terpuyji yang harus dimiliki rasul disebut sifat wajib rasul, sedangkan sifat-sifat tercela yang tidak mungkin ada pada diri rasul disebut sifat mustahil para rasul.

Sifat wajib ada 4 antara lain :

  1. Sidiq            : berkata benar
  2. Amanah     : dapat dipercaya
  3. Tabligh       : menyampaikan
  4. Fathonah   : cerdik,pandai

Sedang sifat mustahil bagi rasul yaitu :

  1. Kizib           : berkata bohong
  2. Khianah    : tidak dapat dipercaya
  3. Kitman      : menyembunyikan
  4. Baladah     : bodoh

C. Dalil –dalil Tentang Iman kepada Rasul Allah SWT

1. Allah mengutus rasul sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan

“Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan”(Fathir : 24)

“Wahai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.”(Al-Ahzab: 45)

2. Allah mengutus rasul sebagai suri tauladan

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi yang mengharab rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab: 21 )

3. Allah mengutus seorang rasul kepada setiap umat

“Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.” (Fathir : 24 )

D. Rasul Ulul Azmi

Rasul ulul azmi adalah utusan Allah yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa dalam menyampaikan risalah kepada umatnya.

Diantaran 25 nabi dan rasul, ada rasul yang di beri gelar ulul azmi, yaitu :

  1. Nabi Nuh As
  2. Nabi Ibrahim As
  3. Nabi Musa As
  4. Nabi Isa As
  5. Nabi Muhammad SAW



E. Fungsi Iman Kepada Rasul Allah SWT

  1. Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa rasul benar-benar manusia pilihan Allah
  2. Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul
  3. Mempercayai tigas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya
  4. Lebih mencintai dan menghormati rasul atas perjuangannya
  5. Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup

F. Tanda – tanda beriman kepada Rasul-Rasul Allah

1. Teguh Keimanannya Kepada Allah SWT
Ketaatan kepada rasul adalah bukti keimanan kepada Allah swt. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menyuruh kita untuk taat kepada Allah swt, disertai ketaatan pada para rasul-NYA, antara lain dalam surah An Nisa: 59, Ali Imran: 32, Muhammad: 33.

2. Meyakini Kebenaran Yang Dibawa Para Rasul
Kebenaran yang dibawa rasul tidak lain adalah wahyu Allah baik yang berupa Al-Qur’an maupun hadis-hadisnya. Seseorang akan bisa meyakini kebenaran wahyu Allah, jika terlebih dahulu ia beriman kepada rasul Allah sebagai pembawa wahyu. Mustahil ada orang langsung bisa menerima suatu kebenaran yang dibawa oleh orang lain, apabila ia tidak yakin pada si pembawa.

Allah menjelaskan dalam surah Al-Baqarah: 285 yang artinya sebagai berikut :
“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman jepada Allah, malikat-malaikat-NYA, kitab-kitab-NYA, dan rasul-rasul-NYA.” (QS Al-Baqarah:285).

3. Tidak Membeda-Bedakan Antara Rasul Yang Satu Dengan Yang Lain
Seorang mukmin dituntut untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah diutus oleh Allah swt, seperti yang telah digambarkan Allah swt dalam surah Al-Baqarah: 285

4. Menjadikan Para Rasul Sebagai Uswatun Hasanah
Sebelum menerima wahyu dari Allah swt rasul adalah orang-orang yang terpandang di lingkungan umatnya, sehingga selalu menjadi acuan perilaku bagi orang-orang di lingkungannya. Setelah menerima wahyu, keteladanan mereka tidak diragukan lagi, karena mereka selalu mendapat b
imbingan dari Allah swt.

Dalam surah Al-Ahzab: 21 Allah swt menegaskan “sungguh pada diri Rasulullah terdapat suri yauladan yang baik bagi kamu.”(QS. Al-Ahzab:21)

6.      Meyakini Rasul-Rasul Allah SWT Sebagai Rahmat Bagi Alam Semesta

Setiap rasul yang diutus Allah swt. Pasti membawa rahmat bagi umatnya. Artinya kedatangan rasul dengan membawa wahyu Allah adalah bukti kasih sayang (rahmat) Allah terhadap manusia.

Di dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa : ”Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.”(QS.Al-Anbiya:107)

6. Meyakini Nabi Muhammad saw SeBagai Nabi dan Rasul Terakhir
Nabi Muhammad saw adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus Allah swt ke muka bumi ini, didasarkan kepada dalil-dalil naqli sbg ber
ikut :

a. QS. Al-Ahzab: 40 yang artinya: ”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah rasulullah dan penutup para nabi. Dan adalah Allah mengetahui terhadap segala sesuatu.(QS. Al-Ahzab:40).
Dalam ayat ini Allah menyatakan secara jelas bahwa Muhammad adalah khatamannabiyin (penutup para nabi).

b. Dalam hadis Mutawatir yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dari Anas bin Malik sbg berikut:
“Sesungguhnya risalah kenabian itu telah habis. Maka tidak ada nabi dan rasul sesudahku”.(HR.Ahmad bin Hambal)

d. Dalam hadis Shahih Bukhari Muslim dari Abi Hurairah r.a. dinyatakan sbg berikut :
“Tidak akan terjadi kiamat kecuali akan keluar (muncul) tukang-tukang bohong (para penipu) kira-kira 30 orang. Semuanya mengaku dirinya sebagai rasul Allah.”(HR. Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah).

e. Al-Maidah ayat 3 yang artinya :
“Pada hari ini Ku sempurnakan untuk kamu agama kamu , dan telah Ku cukupkan nikmatKu, dan telah Ku ridhai Islam menjadi agama buat kamu.”

Ayat diatas adalah wahyu Allah swt. yang terakhir diturunkan kepada nabi Muhammad saw. Dalam wahyu-NYA telah sempurna. Artinya tidak perlu lagi ada tambahan atau pengurangan yang menggambarkan ketidaksempurnaannya.

7. Mencintai Nabi Muhammad saw.
Renungkan firman Allah swt dalam QS. At-Taubah:24 yang artinya sbg berikut :

“Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri dan kaum keluarga kalian ; juga harta kekayaan yang kalian khawatirkan keruginnya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebihg kalian cintai daripada Allah dan rasulNYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan (azab)-NYA.”Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang fasiq.”(QS.At-Taubah:24)


Minggu, 01 Oktober 2017

Toleransi SMK



Mapel              : Pendidikan Agama Islam
Materi              :Toleransi Dalam Islam
Kelas               : XII
Guru                : Yusnelly M. S.Ag
  Muhammad Zaky

Toleransi (Arab: as-samahah) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu, merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama, termasuk agama Islam.
Lalu bagaimana Islam mendefenisikan Toleransi?
Secara bahasa arab  akan kita temukan kata yang mirip dengna arti toleransi yakni
"إختمال , تسمه "  ikhtimal dan tasammuh yang artinya sikap membiarkan, lapang dada (samuha - yasmuhu - samhan, wasimaahan, wasamaahatan, artinya: murah hati, suka berderma) 5
Jadi toleransi (tasamuh) beragama adalah menghargai, dengan sabar menghor-mati keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain. Kesalahan memahami arti toleransi dapat mengakibatkan talbisul haq bil bathil, mencampuradukan antara hak dan batil, suatu sikap yang sangat terlarang dila-kukan seorang muslim, seperti halnya nikah antar agama yang dijadikan alasan adalah tole-ransi padahal itu merupakan sikap sinkretis yang dilarang oleh Islam.
Harus kita bedakan antara sikap toleran dengan sinkretisme. Sinkretisme adalah mem-benarkan semua keyakinan/agama. Hal ini dilarang oleh Islam karena termasuk Syirik.
     Toleran dalam hubungan antar bermasyarakat dan bernegara.
Dalam hal ini terdapat beberapa hal konsep sikap toleran yang harus ditunjukan umat Islam yakni diantaranya:
a.       Kaum muslimin harus tetap berbuat adil walaupun terhadap orang-orang kafir dan dilarang mendhalimi hak mereka.
b.      Orang-orang kafir yang tidak menyatakan permusuhan terang-terangan kepada kaum muslimin, dibolehkan kaum muslimin hidup rukun dan damai bermasyarakat, berbangsa dengan mereka.
Artinya umat Islam diperbolehkan berbuat baik terhadap mereka, hidup bermasyakarat dan bernegara dengan mereka selama mereka berbuat baik dan tidak memusuhi umat Islam dan selama tidak melanggar prinsip-prinsip terpenting dalam Islam. Dan hal ini seperti yang dicontohkan Nabi Saw., dalam jual beli

QS. Al- Kafirun : 1-6
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ. لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ. وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ. وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Katakanlah (wahai Muhammad kepada orang-orang kafir), “Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku”. (QS. Al-Kafirun: 1-6)
Mengenal Surat Al-Kafirun
Surat Al- Kafirun merupakan surat ke 109, yang tergolong kepada surat Makkiyah. Surat ini turun ketika Rasulullah SAW, menjalankan tugas sebagai nabi  dan rasul Allah menyeru kepada kaum kafir untuk menyembah Allah semata. Namun mereka menolak seruan nabi dan mengajak beliau agar mau saling menyembah kepada Tuhan masing-masing. Artinya mereka siap menyembah Allah SWT sebagai Tuhannya Nabi Muhamma asalakan beliau juga bersedia menyembah berhala sebagai Tuhan mereka.
Perilaku toleransi menurut
QS. Al-Kafirun : 1-6
  1. Tidak mengganggu orang lain yang beda keyakinan dengan kita
  2. Tidak terbujuk rayu keluar dari agama Islam
  3. Menciptakan kerukunan antar umat beragama
  4. Menghargai orang yang berbeda agama dengan kita
  5. Menghindari permusuhan dan kebencian
Mempraktekkan sikap toleransi QS. Al-Kafirun :1-6
  1. Tanamkan sikap persaudaraan antar sesama.
  2. Menghindari egoisme dan kebencian.
  3. Menghindari sikap buruk sangka (suuzhan)
  4. Membiasakan hidup toleran

QS. Yunus :40-41    
وَ مِنۡهُمۡ مَّنۡ يُّؤۡمِنُ بِهٖ وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ لَّا يُؤۡمِنُ بِهٖ‌ؕ وَرَبُّكَ اَعۡلَمُ بِالۡمُفۡسِدِيۡنَ.
وَاِنۡ كَذَّبُوۡكَ فَقُلْ لِّىۡ عَمَلِىۡ وَلَـكُمۡ عَمَلُكُمۡ‌ۚ اَنۡـتُمۡ بَرِيۡٓــُٔوۡنَ مِمَّاۤ اَعۡمَلُ وَاَنَا بَرِىۡٓءٌ مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ‏
  Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya ( al-Qur’an), dan diantaranya ada pula orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang-orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jika mereka tetap mendustakanmu, maka katakanlah bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan, dan aku tidak pula bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Perilaku toleransi menurut
 QS. Yunus: 40-41
  Menghargai akidah dan keyakinan orang lain.
  Waspada terhadap orang yang akan menghancurkan akidah kita
  Menerims kehadiran orang lain, meskipun beda keyakinan
  Menghindari sikap egois.
  Dunia ini memiliki perbedaan, ada yang beriman dan ada yang tidak beriman.
QS. Al-Kahfi : 29



  Dan katakanlah (Muhammad), “ kebenaran itu dari Tuhhanmu. Barangsiapa menghendaki beriman hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki kafir biarlah dia kafir. Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka memintapertolingan minum, mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yng menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat itirahat yang paling jelek.”
Isi Kandungan
  Tidak ada paksaan dalam memilih agama islam, dia ingin islam atau ingin kafir.
  Bersikap toleransi terhadp semua muslim atau non muslim.
  Sikap saling menghormati dan menghindari kebencian  dan sikap balas dendam.
  Sikap toleransi mendatangkan kerukunan dan persaudaraan.

Perilaku toleransi menurut
 QS. Al-Kahfi:29
  1. Teguh pendirian dalam menegakkan kebenaran
  2. Bersikap demokratis dalam menghadapi perbedaan
  3. Tidak memaksakan kehendak sendiri maupun memaksa orang untuk masuk Islam
  4. Selalu mempertebal keimanan
Membiasakan Toleransi Menurut QS. AL-Kahfi : 29
  Biasakan menghargai perbedaan
  Perluas wawasan
  Banyaklah bergaul dan berhubungan sosial dengan tidak memandang LB
  Tanamkan keyakinan bahwa toleransi itu PERLU

Sekolah Kuttab Tarbawi Payakumbuh, Menyatukan Value dan Knowledge

Pada hakikatnya pendidikan itu ada 2 hal yang harus ditanamkan pada peserta didik. Transfer of knowledge dan transfer of value. Transfer ...