Penggemarku

Rabu, 25 Oktober 2017


BAB II

MEMPERTAHANKAN KEJUJURAN SEBAGAI CERMIN KEPRIBADIAN



     1.     Pengertian Jujur

       Dalam bahasa arab, kata jujur semakna dengan “as-sidqu”atau “siddiq” yang berarti benar atau berkata benar. Lawan katanya adalah dusta, atau dalam bahasa arab “al-kazibu”.

Secara istilah, jujur atau as-sidqu bermakna :

  1.     Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan

  2.    Kesesuaian antara informasi dan kenyataan

  3.    Ketegasan dan kemantapan hati

  4.    Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan



2.    Pembagian Sifat Jujur

Imam al-Ghazali membagi sifat jujur sebagi berikut :

a.    Jujur dalam niat atau berkehendak

b.    Jujur dalam Perkataan (lisan)

c.    Jujur dalam perbuatan (amal)

Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran karena jujur identik dengan kebenaran. Allah SWT berfirman : (qs. Al-azhab/33:70)

Allah SWT juga berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah di benci disisi Allah SWT jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”

Perilaku jujur dapat mengantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan akhirat.Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik berupa harta maupun tanggung jawab.Orang yang melaksanakan amanat disebut al-Amin, yakni orang yang terpercya, jujur dan setia.

Diantara factor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW berhasil dalam membangun masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat terpuji.Salah satu sifatnya yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayat.

Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih dan keridhaan Allah SWT. Sedangkan kebohongan adalah kejahatan tiada tara, yang merupakan factor terkuat yang mendorong seseorang untuk berbuat kemunkaran dan menjerumuskannya ke jurang neraka.

Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagiaan, serta ketentraman, harus dimiliki oleh setiap muslim. Sedangkan kebohongan adalah muara dari segala keburukan dan sumber dari segala kecaman karena akibat yang ditimbulkannya a.dalah kejelekan, dan hasil akhirnya adalah kekejian.Akibat yang ditimbulkan oleh kebohongan adalah Namimah (mengadu domba), sedangkan namimah dapat melahirkan kebencian.



4.        Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist tentang Perintah Berlaku jujur

a.    Q.S al-maidah/5:8



















Artinya:

hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada allah, sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS: al-maidahayat:



2.  Q.S At-Taubah/9:119











“Wahai orang-orang yang beriman!Bertaqwalah kepada Allah SWT., dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”

Kandungan yang terdapat pada ayat tersebut :

Dalam ayat ini Allah SWT menunjukkan seruan-Nya dan memberikan bimbingan pada orang-orang yang beriman pada-Nyadan Rosul-Nya, agar mereka tetap dalam ketaqwaan dan mengharapkan ridho-Nya, dengan cara menunaikan segala kewajiban yang telah ditetapkan-Nya, dan menjauhi segala larangan yang tela ditentukan-Nya dan hendaklah senantiasa bersama orang-orang yang  benar dan jujur, mengikuti ketaqwaan, kebenaran dankejjuran mereka. Dan jangan bergabung kepada kaum munafiq yang selalu menutupi kemunafiqkan mereka dengan kata-kata dan perbuatanbohong serta ditambah pula dngan sumpah palsu dan alasan-alasan yang tidak benar.





2.    Hadist dari Abdullah bin Ma’ud ra.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Ma’ud ra., Rasulullah saw. Bersabda :

“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surge.Dan senantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT.Sebagai orang yang jujur.Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan mununtumu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dn seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT sebagai Pedusta..” (H.R. Muslim)

Kandungan Hxadist :

Kandungan hadist di atas Menceritakan tentang rasulullah saw. Akan melakuka gazwah (penyerangan) ke Tbuk untuk menyerang tentara Romawi dan orang-orang Kristen di Syam.





Manfaat jujur dalam kehidupan sehari-hari :

a.    HidupTenang jikalau kita sering jujur, maka tidak akan ada rasa khawatir / merasa bersalah atas sikap yang kita lakukan. Selain itu, kita juga bisa menabung untuk masuk surga.

b.    Mendapat Pekerjaan jika kita menjadi orang yang jujur, maka kita dapat dipercaya orang lain dalam melakukan suatu hal. Selain itu, aura yang keluar juga akan terlihat positif.

c.    Banyak Teman kejujuran membuat orang-orang disekitar kita akan senang dengan kita. Mereka menganggap kalau kita adalah orang yang dapat dipercaya.

d.    Memperoleh kesuksesan Dengan memiliki sifat jujur orang akan memperoleh kesuksesan. Contoh : ada seorang pengusaha yang sukses. Ia bisa sukses karena Ia bisa dipercaya oleh banyak orang. Para klien pun akan berdatangan dan merasa senang karena proyeknya ditangani oleh orang yang jujur.

e.    Memiliki nama baik Jikalau kita sering berbuat jujur, maka akan banyak orang yang mengetahui hal tersebut. Jika banyak orang yang mengetahui hal tersebut mungkin diluar-an mereka akan membicarakan tentang kejujuran mu.

f.     PedomanJikakitaseringjujur, makakitaakanmenjadipedomanbagibanyak orang.



عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كذاباً  رواه مسلم .



Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur karena sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta” (HR Muslim) Shohih Muslim hadits no : 6586

Faedah Yang Bisa Diambil dari Hadits:

1.    Kejujuran termasuk akhlak terpuji yang dianjurkan oleh Islam.

2.    Diantara petunjuk Islam hendaknya perkataan orang sesuai dengan isi hatinya.

3.    Jujur merupakan sebaik-baik sarana keselamatan di dunia dan akhirat.

4.    Seorang mukmin yang bersifat jujur dicintai di sisi Allah Ta’ala dan di sisi manusia.

5.    Membimbing rekan lain bahwa jujur itu jalan keselamatan di dunia dan akhirat.

6.    Menjawab secara jujur ketika ditanya pengajar tentang penyebab kurangnya melaksanakan kewajiban.

7.    Dusta merupakan sifat buruk yang dilarang Islam.

8.    Wajib menasihati orang yang mempunyai sifat dusta.

9.    Dusta merupakan jalan yang menyampaikan ke neraka.[1]



Menerapkan Perilaku Mulia

Jujur adalah perilaku yang sangat mulia. Ia adalah sifat yang wajib dimiliki oleh para nabi dan rasul Allah swt. sehingga separuh gelar kenabian akan disandangkan kepada orang-orang yang senantiasa menerapkan perilaku jujur.

Penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat misalnya seperti berikut.

1.      Meminta izin atau berpamitan kepada orang ketika akan pergi ke mana pun.

2.      Tidak meminta sesuatu di luar kemampuan kedua orang tua.

3.      Mengembalikan uang sisa belanja meskipun kedua orang tua tidak mengetahuinya.

4.      Melaporkan prestasi hasil belajar meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan.

5.      Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang ulangan atau ujian sekolah.

6.      Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau ketidakhadiran ke sekolah.

7.      Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari teman atau orang lain meskipun barang tersebut tampak tidak begitu berharga.

8.      Memenuhi undangan orang lain ketika tidak ada hal yang dapat menghalanginya.

9.      Tidak menjanjikan sesuatu yang kita tidak dapat memenuhi janji tersebut.

10.  Mengembalikan barang yang ditemukan kepada pemiliknya atau melalui pihak yang bertanggung jawab.

11.  Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekolah Kuttab Tarbawi Payakumbuh, Menyatukan Value dan Knowledge

Pada hakikatnya pendidikan itu ada 2 hal yang harus ditanamkan pada peserta didik. Transfer of knowledge dan transfer of value. Transfer ...