Mapel
: Pendidikan Agama Islam
Materi : Menyantuni Kaum Dhuafa
Kelas : XI
Guru :
Yusnelly M. S.Ag
Muhammad Zaky
Kaum duafa
adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan,kesengsaraan, kelemahan,
ketertindasan, dan ketidakberdayaan yang tidak putus. Menyantuni kaum duafa
artinya memberikan harta atau barang yang bermanfaat untuk duafa dan menurut
ulama menyantuni kaum duafa akan menyelamatkan kita dari api neraka.
QS. Al-Isra’
ayat 26 – 27
Artinya :
“ Dan berikanlah haknya kepada kerabat yang dekat,
juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara
setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya “
Surat al-Isra’
terdiri dari 111 ayat, termasuk kedalam surat-surat makkiyah. Dinamakan
al-isra’ yang berari “memperjalankan di malam hari”, karena didalamnya terdapat
ayat-ayat yang menjelaskan tentang peristiwa isra’ dan mi’rajnya nabi Muhammad
saw. Yang tercantum pada ayat pertama surat ini.
Kandungan Ayat :
1. Menafkahkan
harta dijalan Allah, karena ada hak orang lain pada kita
2. Mengutamakan
kaum kerabat dekat kita, untuk tali kekeluargaan
3. Tidak
menghambur-hamburkan harta secara boros
Pemberian
bantuan berupa harta benda kepada kaum
kerabat,para fakir miskin (kaum duafa ) dan orang-orang yang dalam perjalanan,
merapakan sedekah atau berderma dijalan-Nya. Tentu semuanya harus dilandasi
niat ikhlas karena Allah SWT, yang insyaallah tentu akan mendapatkan pahala
yang berlipat ganda. Allah SWT berfirman : perumpamaan
(nafkah ) yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap bulir, seratus biji. Allah
melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki . Dan Allah Mahaluas
(Karunia-Nya) lagi Mengetahui. ( QS. Al-Baqarah:221)
Perilaku menyantuni kaum duafa
dalam QS. Al-Isra’ : 26 -27
1.
Belas kasih terhadap orang yang lemah
Orang yang lemah disini adalah lemah secara ekonomi
seperti orang miskin, fakir, ibnu sabil dan lain-lain. Adanya pemerataan antara
si kaya dan si miskin, saling berbagi dan mengurangi problematika sosial di masyarakat.
2.
Tidak boros dan tidak menjadi
teman setan
3.
Tidak ingkar kepada Allah
Seseorang yang beriman maka ia memiliki sifat benci
terhadap sikap ingkar kepada Allah SWT.
4.
Bersikap hemat dan cermat
Mempraktekkan menyantuni kaum dhuafa
Hal - Hal yang harus diperhatikan :
1.
Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati
2.
Harta hanya titipan Allah
3.
Yakin bahwa menyantuni kaum duafa adalah kewajiban
4.
Jika kita memberi maka kita tidak akan miskin
“Bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang
yang bertakwa.”
Kandungan
Ayat Al-Baqarah :177
1. Iman
itu butuh aplikasi, yaitu sholat, zakat dll
Tidak hanya diucapkan
“ Tidak sempurna iman seseorang sebelum ia
mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri ”
2.
Harta hanyalah titipan Allah, didalam harta kita ada hak orang lain
maka sedekah dan zakat
3.
Peduli masyarakat umum dengan jalan berbagi
Perilaku menyantuni kaum duafa
1.
Gemar berderma
2.
Belas kasih terhadap orang yang lemah
3.
Jujur dan baik dalam berbuat, karena jujur dapat mendatangkan
keselamatan
Praktek menyantuni kaum duafa
Keyakinan yang kuat dalam hati
Tidak kikir, boros, dan suka menumpuk-numpukkan
harta
Hidup ini ibarat roda yang berputar, kadang susah,
terkadang senang
Harta hanyalah kebahagian dunia dan sementara.
Surat Al-baqarah 177 berisi suruhan Allah
agar-orang beriman memiliki iman yang benar yakni bertakwa kepada Allah SWT.
Bagaimana cara beriman yang benar itu antara lain dengan melaksanakan
peintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya.
Orang-orang bertakwa tentu akan :
1. Menjalin hubungan baik dengan Allah. Dengan cara
beriman kepada Iman yang 6 dan rukun Islam yang lima.
2. Menjalin hubungan baik antar sesama manusia.
3. Menjalin hubungan baik dengan diri sendiri dengan
cara menepati janji.
Good Luck
Tidak ada komentar:
Posting Komentar